Merekasangat terkejut melihat si Kelingking sedang memikul sebuah pohon besar di pundaknya. Setelah meletakkan kayu itu, si Kelingking langsung mencari makanan di rumahnya. Karena merasa kelaparan, ia pun menghabiskan sebakui nasi. Sementara ayah dan ibunya hanya duduk terbengong-bengong melihat anaknya, tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.

Pertanyaan Jawaban Penulis Injil Lukas tidak menyatakan siapa penulisnya. Melalui Injil Lukas 11-4 dan kitab Kisah Para Rasul 11-3, tersaji fakta bahwa penulis kedua kitab ini adalah orang yang sama. Kedua kitab ini ditujukan kepada "Teofilus yang mulia," yang kemungkinan besar merupakan seorang petinggi Romawi. Tradisi dari gereja mula-mula menyatakan Lukas, seorang dokter dan teman dekat Rasul Paulus, sebagai orang yang menulis Injil Lukas dan kitab Kisah Para Rasul ini Kolose 414; 2 Timotius 411. Jika benar, maka Lukas merupakan satu-satunya penulis non-Yahudi di Alkitab. Tanggal Penulisan Injil Lukas kemungkinan besar dituliskan dalam kurun waktu antara tahun 58- 65. Tujuan Penulisan Sama halnya dengan Injil Matius dan Markus - kitab ini bertujuan menyatakan siapa Yesus Kristus dan "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" Kisah 11-2. Injil Lukas punya nilai unik karena di dalamnya terdapat fakta sejarah – karena ia "membukukannya dengan teratur" Lukas 13 sesuai dengan pikiran Lukas yang sangat teratur - yang kadang menyediakan detil yang mungkin terlewatkan dalam Injil lainnya. Lukas mencatat perjalanan kehidupan Sang Tabib Agung dengan berfokus pada pelayananNya - dan belas kasihanNya terhadap - kaum non-Yahudi, orang Samaria, wanita, anak-anak, pemungut cukai, pendosa, dan mereka yang dianggap dari kalangan terbuang di Israel. Ayat Kunci Lukas 24-7 "Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." Lukas 316, "Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu 'Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.'" Lukas 418-19, 21 "'Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.' Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya 'Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.'" Lukas 1831-33 "Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka 'Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit.'" Lukas 2333-34 "Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.' Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya." Lukas 241-3 "Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus." Rangkuman Dijuluki sebagai salah satu kitab yang terindah yang pernah ditulis, Lukas memulainya dengan menceritakan kisah mengenai orang tua Yesus; kelahiran sepupuNya, Yohanes Pembaptis; perjalanan Yusuf dan Maria ke Betlehem, di mana Yesus dilahirkan di palungan; dan silsilah keluarga Yesus melalui Maria. Belas kasihanNya yang sempurna dan pengampunan dinyatakan melalui kisah anak yang hilang, Lazarus dan orang kaya, dan orang Samaria yang baik. Meskipun banyak orang mempercayai kasih seharusnya melampaui batasan SARA, banyak pengajar dari kalangan beragama - menentang klaim Yesus. Melalui Injil ini, pengikut Kristus diingatkan untuk memperhitungkan resiko pemuridan yang harus dipertaruhkan, sementara musuh Yesus berupaya membunuhNya di kayu salib. Pada akhirnya, Yesus dikhianati, dihakimi, dijatuhi hukuman mati, dan disalibkan. Akan tetapi, kuburan tak mampu menahanNya. KebangkitanNya memastikan kelanjutan dari pelayananNya demi mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang. Hubungan Sebagai orang non-Yahudi, rujukan Perjanjian Lama yang dipakai Lukas terbilang relatif sedikit dibandingkan Injil Matius. Sebagian besar rujukan itu merupakan kutipan langsung ucapan Yesus, tidak dimasukkan sebagai narasi. Misal saja ketika Yesus merujuk Perjanjian Lama sebagai pertahanan terhadap serangan Setan, dengan menjawab "Ada tertulis.." Lukas 41-13. Kutipan itu dipakai untuk menyatakan DiriNya sebagai Mesias yang dijanjikan bagi bangsa Israel Lukas 417-21; sebagai peringatan kepada orang Farisi atas kelalaian mereka dalam memelihara seluruh Hukum dan sekaligus mengingatkan kebutuhan manusia atas Juruselamat Lukas 1025-28, 1818-27; dan membongkar kemunafikan mereka ketika mereka mencoba menjebak dan menipuNya Lukas 20. Praktek Injil Lukas memberi kita sebuah gambaran yang indah mengenai Juruselamat yang dipenuhi belas kasihan. Yesus tidak mengabaikan fakir miskin dan kelompok marginal yang berkekurangan. Sebaliknya, mereka justru menjadi fokus utama pelayananNya. Pada jaman Yesus, masyarakat Israel membeda-bedakan manusia berdasarkan kelas sosialnya. Mereka yang lemah dan tertindas tidak berdaya memperbaiki nasib mereka dan justru sangat terbuka kepada pesan yang berbunyi "Kerajaan Allah sudah dekat padamu" Lukas 109. Pesan ini seharusnya kita bawa kepada setiap orang di antara kita yang sangat butuh mendengarnya. Bahkan di negara yang teramat kaya, kebutuhan rohani tersebut sangatlah tinggi. Pengikut Kristus harus mengikuti contoh Yesus ini, dengan membawa berita keselamatan kepada mereka yang miskin secara rohani. Kerajaan Allah sudah dekat dan waktu yang tersisa semakin berkurang tiap Survei Perjanjian Baru Injil Lukas

Yesusberkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." [43] Kata Yesus kepadanya (salah satu penjahat yang disalib di sampingnya): "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
23Yesus di hadapan Pilatus231-7Mat. 271-2, 11-14; Mrk. 151-5; Yoh. 1828-38 1Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. 2Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya ”Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.” 3Pilatus bertanya kepada-Nya ”Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus ”Engkau sendiri mengatakannya.” 4Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu ”Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini.” 5Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya ”Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini.” 6Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. 7Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di di hadapan Herodes238-12 8Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. 9Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun. 10Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. 11Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. 12Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka kembali di hadapan Pilatus2313-25Mat. 2715-26; Mrk. 156-15; Yoh. 1838–1916 13Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, 14dan berkata kepada mereka ”Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. 15Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. 16Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.” [17Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.] 18Tetapi mereka berteriak bersama-sama ”Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!” 19Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. 20Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus. 21Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya ”Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” 22Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka ”Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.” 23Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan, dan akhirnya mereka menang dengan teriak mereka. 24Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. 25Dan ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan dibawa untuk disalibkan2326-32 26Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. 27Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. 28Yesus berpaling kepada mereka dan berkata ”Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! 29Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. 30Hos. 108; Why. 616 Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit Timbunilah kami! 31Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?” 32Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan disalibkan2333-43Mat. 2733-44; Mrk. 1522-32; Yoh. 1917-24 33Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. 34Mzm. 2219 Yesus berkata ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. 35Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya ”Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.” 36Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya 37dan berkata ”Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” 38Ada juga tulisan di atas kepala-Nya ”Inilah raja orang Yahudi”. 39Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya ”Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” 40Tetapi yang seorang menegor dia, katanya ”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 41Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” 42Lalu ia berkata ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” 43Kata Yesus kepadanya ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”Yesus mati2344-49Mat. 2745-46; Mrk. 1533-41; Yoh. 1928-30 44Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, 45Kel. 2631-33 sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. 46Mzm. 316 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring ”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. 47Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya ”Sungguh, orang ini adalah orang benar!” 48Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. 49Luk. 82-3 Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya dikuburkan2350-56aMat. 2757-61; Mrk. 1542-47; Yoh. 1938-42 50Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar. 51Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. 52Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. 53Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. 54Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai. 55Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. 56aDan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak Yesus2356b–2412Mat. 281-10; Mrk. 161-8; Yoh. 201-10 56b Kel. 2010; Ul. 514 Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat, Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru
Padasaat wafat-Nya, Yesus berseru dari atas salib, “Ya, Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34). Ampunan ini meliputi bukan saja para pemimpin Yahudi yang menuduh-Nya, tetapi juga para pejabat dan prajurit Romawi yang menjatuhkan dan melaksanakan hukuman mati kepada-Nya, dan kepada semua orang
- Dalam On Cosmopolitanism and Forgiveness, filsuf Jacques Derrida berpendapat bahwa sebuah maaf yang total semestinya mengandung kemampuan untuk memaafkan dosa-dosa "yang tak termaafkan". Ucapan tersebut sesungguhnya mengandung paradoks Bagaimana mungkin memaafkan sesuatu atau seseorang yang tidak bisa dimaafkan? Namun, seiring sejarah tergelar, nyatanya memang ada orang-orang yang memiliki dada lebih lapang untuk merelakan berbagai dosa masa silam yang telah melukai bebas dari kerangkeng penjara Victor Verster selama 27 tahun akibat politik apartheid, hal pertama yang dilakukan Nelson Mandela adalah memaafkan para sipir yang kerap menyiksanya. “Memaafkan memang tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi di masa lalu, namun akan melapangkan jalan di masa depan,” demikian kata memaafkan tersebut kelak diuraikannya kembali oleh Mandela ketika ia berbicara di hadapan lebih dari rakyat Afrika Selatan yang memenuhi stadion kriket di Durban. Ia memohon agar perang saudara yang menghabisi nyawa ribuan orang Afsel dihentikan. Agar rakyat kulit hitam Afsel yang selama ini telah menjadi korban politik pecah belah oleh pemerintah kulit putih dapat distop. Pidato Mandela tersebut menegaskan bahwa rasa dendam dan saling membenci sudah sepatutnya tidak punya ruang berkembang jika manusia mendambakan kehidupan demokrasi dan kesetaraan martabat. Tanpa kemampuan memaafkan, cita-cita itu mungkin tidak pernah kejadian. Dan itulah yang coba ditunjukkan sekaligus dianjurkan oleh Mandela. Kendati ia menderita habis-habisan saat di penjara di Pulau Robben sampai hari-hari terakhir di sel tahanan Victor Verster—“beban terdahsyat, penderitaan terdalam," ujarnya—, semua masa kelam tersebut ia buang jauh-jauh demi merakit persatuan, perdamaian, dan penghapusan diskriminasi demi rakyat Mandela wafat pada enam tahun silam, ia dikenang sebagai salah satu tokoh berpengaruh dalam isu kemanusiaan. Selain sebelumnya pernah mendapat penghargaan Nobel Perdamaian pada 1993, hari lahirnya, 18 Juli, juga ditetapkan sebagai Mandela Day’ oleh Majelis Umum PBB. Hingga kini, sikap welas asih Mandela menjadi rujukan dalam penebaran pesan damai ke seluruh dunia, terutama dalam hal penyelesaian memang membutuhkan kekuatan lebih, sebagaimana yang juga diucapkan Gandhi dalam autobiografinya, All Men are Brothers "Mereka yang lemah tidak akan pernah mampu memaafkan. Hanya mereka yang tangguh yang dapat melakukannya." Ketangguhan tersebut pula yang ditunjukkan oleh orangtua Abdollah Hosseinzadeh, korban pembunuhan di tengah tawuran di jalanan kota Royan di Provinsi Mazandaran, Iran, pada 2014 lalu. Balal, nama pelaku pembunuhan tersebut, sejatinya telah berada di tiang gantungan demi mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun, hanya beberapa saat sebelum eksekusi dilakukan, ibu Abdollah tiba-tiba menghampirinya, menampar pipinya keras-keras, lalu memaafkan orang yang telah membunuh anaknya itu. Sementara itu, ayah korban melepas jerat yang melilit lehernya. Sang ibu juga lantas memeluk Isna, ibu Balal, lalu menangis bersama. Jika sikap tersebut tidak terasa luar biasa, ingatlah bahwa sebelum Abdollah tewas, kedua orangtua itu juga telah ditinggal pergi putranya yang lebih muda bernama Amirhossein karena kecelakaan motor ketika usianya masih 11 tahun. Maka pada hari ketika mereka memaafkan pelaku pembunuhan anaknya, kedua orangtua tersebut sesungguhnya bukan sekadar melenyapkan dendam, tapi menjaga harapan suci di masa depan; semoga tak ada lagi anak lain yang menjadi Memaafkan Memaafkan adalah salah satu konsep sentral di tiap ajaran agama mana ajaran Buddha, misalnya, dikenal istilah kshama dalam bahasa Sansekerta atau khama dalam bahasa Pali, sebuah konsep pengampunan demi mencapai nirwana—kondisi tertinggi dari welas asih dan kebijaksanaan yang ingin dicapai semua umat Buddha. Namun, tidak seperti layaknya agama-agama Abrahamik, umat Buddha tidak mencari atau menerima pengampunan dari “Dewa yang Mahatahu” sebagai dispensasi atas kesalahan yang telah diperbuat. Mendapat pengampunan bukanlah langkah menuju surga, dan/atau mencapai kehidupan kekal. Pengampunan adalah bagian dari praktik cinta kasih metta yang mencakup semua hal dalam diri Sang Buddha. Ditekankan pula betapa pentingnya rekonsiliasi dalam membangun harmoni di dunia, mengingat bahwa semua makhluk hidup saling terkait satu sama lain. Konsep pengampunan itu juga berkaitan dengan kepercayaan umat ​​Buddha terhadap karma kamma—juga dapat disebut sebagai Hukum Konsekuensi atau Hukum Karma. Menurut pemikiran Buddhis, ketika tubuh tempat pikiran saat ini mati, maka pikiran akan bergerak ke tubuh lain, ke kehidupan fisik lain. Tindakan di masa sekarang, baik dan buruk, akan memengaruhi situasi dan pengalaman kehidupan masa depan. Padmasambhava, seorang guru India yang membawa agama Buddha ke Tibet pada abad ke delapan, menulis, “Jika Anda ingin mengetahui kehidupan masa lalu Anda, lihatlah kondisi Anda sekarang; Jika Anda ingin mengetahui kehidupan masa depan Anda, lihatlah tindakan Anda saat ini.” Siklus reinkarnasi akan berlanjut hingga pikiran tercerahkan dan mencapai tahapan nirwana. Sebab itulah, kesadaran akan hukum karma semestinya dapat membuat seseorang melakukan tindakan positif demi menghindari konsekuensi yang negatif. Sementara di dalam Hindu dikenal konsep Tat Twam Asi suatu ajaran yang menyatakan bahwa dia adalah aku, aku adalah mereka, dan mereka adalah dia. Semua makhluk yang hidup di dunia ini adalah saudara Vasudaiva Kuthumbakam, maka dari itu, perlakukanlah orang lain seperti halnya Anda ingin diperlakukan. Segala perbuatan pikiran, perkataan, tindakan yang dilakukan tentu saja tidak akan pernah lepas dari adanya hukum Karma Phala sebab akibat.Di dalam Veda, manusia juga ditekankan untuk berwiweka, yaitu dapat membedakan baik, buruk, serta menjadi manusia yang pemaaf, dan hidup dengan saling cinta kasih terhadap sesama. Sebagaimana disebutkan di dalam Bhagavadgita XII Advesta sava bhutanam, maitrah karuna evaca Nirmamo niraham karah, sama dukha-sukha ksmi. Artinya dia yang tidak membenci segala makhluk, bersahabat, cinta kasih, bebas dari keakuan dan keangkuhan, dan sama dalam suka maupun duka dan pemberi maaf. Infografik memaafkan dalam tiap agamaKetika berada di penyaliban dalam keadaan sekarat dan tubuh terkoyak berlumur darah, Yesus Kristus masih sempat memanjatkan doa kepada Tuhan agar Dia mengampuni segala orang yang terlibat dalam penyiksaannya. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” Lukas 2334. Doa Pengampunan tersebut merupakan yang pertama di antara ketujuh sabdanya yang terakhir di kayu salib. Pengampunan Yesus terhadap yang menganiayanya itu menunjukkan betapa besar kasihnya kepada umat manusia. Kendatipun ia amat menderita di atas kayu salib dan dalam penantian akan maut dengan kondisi yang memalukan, Yesus tidak melontarkan secuil pun kata-kata makian, hujatan, atau hasrat balas dendam terhadap mereka yang menghabisinya. Sebaliknya, ia justru mendoakan orang-orang itu agar Tuhan memberikan pengampunan kepada ajaran Yahudi, terdapat hari paling kudus untuk mencari pengampunan yang wajib dirayakan tiap tahun Yom Kippur atau “Hari Raya Pendamaian”. Perayaan tersebut memiliki nilai profetik mengenai kedatangan Mesias yang kedua kali, restorasi nasional Israel, dan penghakiman terakhir atas dunia. Yom Kippur menandai titik puncak periode sepuluh hari pertobatan yang dinamai “Hari-hari yang Diagungkan” atau Yamim Nora’im. Menurut rabbi-rabbi besar tradisi Yahudi, pada Rosh Hashanah—hari Sabat pertama pada saat penciptaan dunia—nasib orang-orang benar, tsaddikim, dituliskan dalam Kitab Kehidupan, dan nasib orang-orang jahat, resha’im, dituliskan dalam Kitab Kematian. Namun, karena sebagian besar manusia tidak akan dituliskan dalam salah satu kitab itu, maka mereka diberikan waktu sepuluh hari untuk bertobat. Sebab itulah kemudian muncul istilah Teshuvah “Hari Pertaubatan”. Adapun di ajaran Islam, konsep memaafkan juga menjadi poin sentral yang kerap disebutkan dalam Alquran. Islam memahami betapa manusia adalah tempat bersemayamnya kesalahan. Sebab itu, Islam mengajarkan untuk menjadi pribadi yang pemaaf, bukan pendendam. Allah memerintahkan kepada umat-Nya untuk membalas setiap keburukan dan kesalahan orang lain dengan kebaikan Fussilat 34-35. Memaafkan merupakan salah satu karakter orang bertakwa yang Allah janjikan balasan berupa ampunan dan surga Ali Imran 134. Kisah mengenai sahabat terdekat Rasulullah SAW, Abu Bakar As-Shiddiq RA, dapat menjadi contoh terbaik mengenai konsep memaafkan. Abu Bakar As-Shiddiq RA sempat bersumpah tidak akan memaafkan kesalahan Misthah bin Utsatsah dan bertekad tidak akan memberikan nafkah kepada sepupunya itu selamanya karena dianggap telah menyebarkan berita bohong dan menuduh putri tercintanya, Aisyah, berbuat zina dengan lelaki lain. Allah kemudian menegur sikap Abu Bakar yang tidak mau memaafkan itu melalui turunnya surat An-Nur ayat 22. Sejarah juga telah mencatat betapa Rasulullah SAW berulang kali menerima hinaan, siksaan, percobaan pembunuhan, pengkhianatan, dan serangkaian perilaku buruk lainnya dari kaum kafir. Namun, Rasulullah sama sekali tidak menyimpan dendam dan justru membalasnya dengan kebaikan dan memaafkan semua kesalahan yang pernah dilakukan orang lain kepadanya. Jika Allah saja Maha Pengampun dan Maha Menerima taubat hamba-Nya, jika Rasulullah juga telah menunjukkan perilaku suci dalam memaafkan para musuhnya, lalu elokkah jika manusia biasa enggan membukakan pintu maaf untuk orang lain? - Sosial Budaya Penulis Eddward S KennedyEditor Nurul Qomariyah Pramisti
Mengampuniorang yang telah memusuhi atau berbuat salah kepada kita adalah salah satu hal tersulit yang Tuhan ingin kita lakukan. Kita harus arti bersyukur dalam alkitab bahwa kita sebagai orang percaya bisa memperoleh pengampunan yang sempurna di dalam Yesus Kristus sejak Dia telah menderita di kayu salib, berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu

Lukas 2334 Salah satu soal dalam kehidupan yang paling berat dilakukan oleh orang Kristen kepada sesamanya adalah mengampuni/memaafkan sesama yang berbuat jahat kepada kita. Apalagi yang dimaafkan itu adalah orang yang kita tidak kenal. Itu tidak ada pengampunan. Kita akan berkata, “kau siapa saya siapa? Tidak ada hubungan darah.” Atau yang dimaafkan itu orang yang statusnya lebih rendah seperti adik, anak dll. Dan kita akan berkata, “kau anak kecil, saya mau pergi minta maaf di kau.” Atau orang yang status ekonomi lebih rendah orang miskin. Kita akan berkata, “dasar orang miskin, kau ada apa juga sehingga saya harus pergi minta maaf atau memaafkan kau.” Itulah salah satu sifat manusia, susah memaafkan orang lain tetapi mengharapkan orang lain bisa memaafkan. Sebenarnya ada cara agar kita bisa memaafkan, atau jangan membenci orang berlarut-larut. Caranya ialah kita mendoakan orang yang menyakiti hati kita. Dan sering formulasi doa kita kepada orang yang berbuat jahat kepada kita seperti ini “ya Tuhan, sadarkanlah dia, Tuhan, pemabalasan itu adalah hak Mu dst………Amin.” Tetapi kita tidak pernah berdoa “ya Tuhan, mampukan saya untuk mengasihi dia, saya sangat mengasihi dst….Amin.” Coba kalau bapak, mama dan saudara/i, ada orang menyakiti hati kita dan mendoakannya seperti formulasi doa yang kedua. Percaya bahwa Tuhan akan memberi kita hati yang mengampuni, dan perasaan kasih sayang akan timbul dalam hati kita. Kita perhatikan doa Yesus kepada orang yang berbuat jahat kepada-Nya. Dia disiksa, diolok, diludahi bahkan sampai disalibkan. Terhadap orang-orang yang melakukan kejahatan kepada-Nya, Ia berdoa “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Ia tidak pernah berdoa kepada Bapa-Nya untuk menyadarkan atau membalas orang-orang yang berbuat jahat kepada-Nya. Melainkan doa-Nya penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Maka dengan demikian ada beberapa pokok yang menjadi refleksi Pertama Doa Yesus ini adalah doa yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Ia berdoa karena Ia sangat mengasihi orang-orang yang menganiaya-Nya. Yesus tidak menaruh dendam kepada mereka, Ia menghendaki supaya orang-orang yang berbuat jahat kepada Dia itu diselamatkan. Tujuan dari pada Ia digantung di salib adalah untuk menebus dosa manusia, menggantikan manusia yang sebenarnya memperoleh hukuman itu. Yesus rela disiksa dan digantung di kayu salib karena kasih-Nya kepada manusia. Kejahatan tidak perlu dibalas dengan kejahatan tetapi dibalas dengan pengampunan agar orang-orang yang berbuat jahat itu bertobat. Berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita agar mereka diselamatkan. Kunci untuk mengalahkan kejahatan itu ialah kebaikan. Ada sebuah cerita nyata beberapa tahun yang lalu, di tempat kos saya. Ada beberapa teman yang minum sopi sampai mabok, sehingga setiap orang mau lewat di jalan ditahan, lalu mereka meminta uang, kalau tidak diberi maka barang-barang bawaan disita. Siapa saja yang lewat pasti ditahan baik itu anak kecil, orang muda maupun orang tua, yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor. Tiba-tiba ada seorang bapak yang mau lewat, bapak ini mengendarai kendaraan bermotor dan muat beberapa dos air mineral aqua. Kemudian Bapak ini ditahan lalu mereka meminta uang. Bapak itu berkata bahwa ia tidak mempunyai uang, tetapi mereka memaksa harus diberi uang baru bisa lewat. Bapak ini sampai bersumpah bahwa ia tidak mempunyai uang. Kemudia teman-teman yang mabok ambil dos di atas motor berisi air mineral itu lalu banting. Semua gelas aqua di dalam pecah. Bapak ini tidak melawan, dan dia hanya berkata “Tuhan yang tau, dan Tuhan kasihanilah mereka.” Lalu bapak itu diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanannya. Menjelang malam, tema-teman yang mabok mulai sadar, mereka duduk dan berbincang-bincang tentang bapak yang dos aquanya dibanting. Mereka sangat heran, kenapa bapak itu tidak melawan, melainkan ia berkata Tuhan yang tau, dan Tuhan kasihanilah mereka. Kalimat yang diucapkan bapak itu menjadi bahan perenungan bagi tema-tema yang biasa minum mabok. Mulai dari peristiwa itu, mereka mulai mengurangi minum mabok, dan perlahan-lahan mereka berhenti minum mabok sampai saat ini. Itulah yang dimaksud mengampuni agar mereka diselamatkan. Paulus mengatkan bahwa ketika kita kalahkan kejahatan dengan kebaikan maka seperti kita menumpukan bara api di atas kepalanya Rom. 1220. Membalas kejahatan dengan kebaikan berarti sedang berjuang untuk mengalahkan kejahatan. Bukan hari ini kita mengampuni, kemudian mencari kesempatan untuk membalas. Orang yang mengampuni lalu menunggu waktu yang tepat untuk membalas adalah orang yang bermuka topeng. MUNAFIK, muka nabi pikiran kotor. Kasih selalu memberi inisiatif dan memberi solusi, ia tidak membuat perhitungan mengenai resiko yang ia terima, tetapi memperhitungkan secara serius keselamatan dan kebahagiaan orang lain sekalipun tidak ada jasa yang ia terima. Kasih itulah yang dilakukan Yesus Kristus di atas kayu salib. Kedua, ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tau apa yang mereka perbuat, bukan tau tetapi sengaja tidak tau atau malas tau. Orang melakukan kejahatan tetapi sengaja tidak tau misalnya mencuri, korupsi makan uang rakyat, membunuh dan memfitnah tetapi tidak tau bahwa ia melakukan kejahatan. Aneh juga ya!!. Kalau ditanya oleh Majelis Hakim di Pengadilan apa saudara/i saksi mengenal si ini atau bertemu dengan si itu di tempat itu? Jawabannya tidak tau/kenal yang mulia. Jawaban seperti ini kebanyakan disengajakan, sengaja tidak tau agar ada keringanan hukuman yang akan diterima. Pengampunan itu berlaku bagi mereka yang melakukan kejahatan namun tidak tau bahwa mereka melakukan kejahatan. Dalam teks bacaan ini mereka memang tidak tahu bahwa yang mereka salibkan itu adalah anak Allah, yang lewat penyaliban itu dosa manusia disalibkan di atas kayu salib. Dosa manusia sendiri dan aib manusia sendiri yang disalib. Paulus berkata karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa Rom. 66. Bagi Paulus yang turut disalibkan itu adalah dosa umat manusia. Kalau memang demikian, semestinya manusia harus merasa malu karena dosa dan aib terpamer di atas bukit Golgota, untuk menjadi tontonan bagi banyak orang. Dalam Lukas 23 ayat 35 berkata orang banyak berdiri di situ dan melihat semuannya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya “orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang pilihan Allah.” Sebenarnya penyaliban Yesus di atas kayu salib itu adalah Allah memamerkan dosa manusia, agar manusia melihat kepada salib di atas bukit Golgota lalu menyesal dan bertobat. Zaman sekarang orang berbuat dosa tidak sembunyi-sembunyi, misalnya berciuman, berhubungan badan seks lalu dimuat di jejaring sosial untuk ditonton. Korupsi, uang yang dipakai untuk beli kitab suci saja dicuri, dll. Dalam gereja pendeta, penatua dan diaken berkelahi karena uang kolekte lalu dipublikasikan kepada jemaat. Ada keluarga tertentu yang anak mengeluarkan kata-kata kotor senang. Jangan senang ketika orang berbuat dosa, jangan tertawa orang berbuat salah, melainkan menyesallah. Bertobatlah. Bertobat artinya berbalik memandang kepada salib Yesus dan menyesalah akan dosa-dosa yang telah diperbuat. Allah mengasihi orang berdosa tetapi membenci dosa. Ketiga, lebih baik tau daripada tidak tau. Manusia harus tau bahwa Yesus yang disalibkan itu karena dosa umat manusia. Sebelum kita memasuki paskah, gereja menetapkan tujuh minggu yang disebut minggu-minggu sengsara. Tujuan gereja menetapkan tujuh minggu itu untuk manusia berefleksi. Point refleksi yang pertama, ialah bahwa memasuki minggu-minggu sengsara pertanda bahwa masih ada pengampunan bagi dosa-dosa umat manusia. Darah Yesus Kristus di atas kayu salib masih berlaku untuk umat manusia yang datang kepada-Nya dengan penyesalan yang sungguh-sungguh. Kedua, jangan kita menertawai dosa, menertawai kesalahan atau kelemahan orang lain atau bangga karena kita berbuat jahat jadi orang semua takut dengan kita, tetapi marilah saling menegur dan menasehati dengan kasih sayang dan pengampunan Kristus. Ketiga, marilah saling memaafkan/mengampuni, melihat kembali relasi kita dengan sesama, alam sekitar kita. Kalau ada permusuhan segeralah saling mengampuni dan berdamai. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudara jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya “bukan! Tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali Mat. 1822. Salib Yesus di atas bukit Golgota itu untuk mendamaikan manusia dengan Bapa-Nya di sorga. Berani berkorban demi kedamaian dan keselamatan. Perkataan Pertama Tuhan Yesus di atas kayu salib Selamat Memasuki Minggu-minggu Sengsara Tuhan Yesus yang Pertama Pdt. Fransiskus Seran Nahak Pelayan di jemaat Besnam Klasis Amanuban Timur

Yesus berkata: ' Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Yoh 23: 34) Dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan besar dan masyhur di seluruh negeri. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang sangat mulia dan agung di seluruh dunia. Sang Raja mempunyai Perdana Menteri yang sangat dipercaya di seluruh kerajaan.
Jadiapa yang Yesus lakukan dan perbuat ketika Dia ada dalam dunia ini, telah Tuhan jabarkan dalam Alkitab. Jadi tidak mungkin Allah akan menjilat ludahNya sendiri dengan mengangkat Yesus ketika Dia di salib. Yesus berkata: ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk
BX23YXK.
  • pn0zxca2s9.pages.dev/89
  • pn0zxca2s9.pages.dev/323
  • pn0zxca2s9.pages.dev/248
  • pn0zxca2s9.pages.dev/400
  • pn0zxca2s9.pages.dev/157
  • pn0zxca2s9.pages.dev/576
  • pn0zxca2s9.pages.dev/351
  • pn0zxca2s9.pages.dev/557
  • ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat