Yangjuga telah membimbingku untuk mengarungi bahtera rumah tanggaku. Ayah ibu, terima kasih telah menjadi orang yang 'terburuk' yang aku kenal. Kalau aku tidak diperlakukan 'seburuk' itu, aku tidak tahu akan seperti apa nasib hidupku kini. Aku selalu mencintai 'keburukan' ayah ibuku sepanjang hayatku. Terima kasihku tak terhingga untuk semua

Pada pembahasan kali ini kita akan menceritakan sebuah kisah dari Uwais Al Qarni. Dimana Uwais Al Qarni ini merupakan salah satu seorang pemuda yang bertempat tinggal di salah satu negara di Yaman. Pemuda dengan nama Uwais Al Qarni ini merupakan seorang pemuda yang berpenyakit sopak serta tubuhnya belang – belang. Walaupun pemuda yang bernama Uwais ini cacat tetapi ia merupakan salah satu pemuda soleh serta sangat berbakti terhadap ibunya. Dimana ibu dari kisah Uwais Al Qarni ini adalah seorang wanita yang sudah tua serta lumpuh. Tetapi si pemuda ini tidak pernah putus asa dalam merawat ibunya yang sudah tua dan lumpuh tersebut. Sebab ia berfikir bahwa ibu merupakan salah satu seseorang yang memiliki tempat paling mulia dalam hidupnya. Oleh sebab itu setiap anak dan termasuk pemuda yang bernama Uwais Al Qarni ini sangat menempatkan ibunya pada posisi atas. Seorang anak tentunya tidaklah boleh membentak orang tua apalagi durhaka kepadanya. Sebab ketika seorang anak berdusta ataupun durhaka terhadap orang tua maka neraka akan selalu sedia untuk anda. Maka dari itu jika anda ingin meneladani kisah dari Uwais Al Qarni ikutilah pembahasan kali ini ya agar bermanfaat. Kisah Uwais Al Qarni, Sahabat Nabi Yang Menghormati Orang Tua Kisah Inspiratif Anak Yang Berbakti Kepada Orang Tua Sikap berbakti terhadap orang tua merupakan salah satu sikap yang dicerminkan dari kisah uwais al qarni. Dimana si pemuda ini sangatlah berbakti terhadap orang tua meskipun si pemuda ini mengalami penyakit belang – belang pada tubuhnya. Sebab si pemuda ini sangatlah yakin bahwa ibu merupakan salah satu seseorang yang sangat mulia di dalam hidupnya. Karena jika seorang anak durhaka terhadap orang tuanya maka anak tersebut tidak akan pernah merasakan sebuah syurga di akhirat nanti. Uwais Al Qarni ini menceritakan seseorang pemuda yang sedang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW yang hidup miskin serta berpenyakitan sopak. Uwais Al Qarni merupakan salah satu pemuda yang hidup hidup dalam kendati yang serba kekurangan dan dia merupakan seorang pemuda soleh terhadap orang tuanya. Tetapi dengan kekurangan yang dimiliki oleh keluarga kecil ini si pemuda bernama Uwais Al Qarni tidaklah pernah menyerah dalam merawat ibunya. Sebab seorang anak haruslah bisa merawat ibunya dengan sepenuh hati yang sudah tua dan berpenyakitan. Berbakti kepada orang tua bisa dilakukan dengan melalui banyak cara seperti contoh dengan tidak membantah ketika disuruh. Sebab sudah tugas dari seorang anak agar bisa merawat ibunya dengan penuh hati dan rasa cinta bukan. Kisah Teladan Menghormati Orang Tua Sebuah kisah teladan menghormati orang tua datang dari seorang pemuda yang bernama Uwais Al Qarni. Ia merupakan salah satu anak miskin, penyakitan dan salah satu anak yang penyayang terhadap ibunya. Kisah Uwais ini sangatlah patut diteladani oleh setiap umat Islam sebab kisah Uwais ini merupakan salah satu teladan yang hadir pada zaman Nabi Muhammad SAW terdahulu. Berbicara soal memuliakan seorang ibu, di mana kita semua patutlah berbakti dan taat terhadap orang tua yang telah melahirkan kita ke dunia. Pemuda Uwais ini tidaklah pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW sebab letak rumah ia berada di Yaman yang jauh dengan ketinggalan Nabi. Sejarah Uwais Al Qarni terkenal sebab keteladanannya terhadap orang tua terutama ibunya sangatlah sungguh patut kita ikuti. Meskipun ia sosok pemuda yang memiliki penyakit di dalam tubuhnya tetapi ia tak pernah mengeluh untuk bisa mendapatkan surga dengan cara merawat ibunya. Ibunya yang sudah tua dan rentan ini tidaklah bisa bergerak lagi kecuali dengan bantuan dari pemuda yang sangat berbakti ini. Oa berjuang untuk bisa menghidupi ibunya sebab tidak satupun orang yang mengenai sosok pemuda ini. Namun pemuda ini adalah salah satu orang yang pernah disebut oleh Rasulullah sebagai seorang pemuda yang sangat dicintai oleh Allah. Kisah Sahabat Nabi Yang Berbakti Kepada Orang Tua Uwais Al Qarni merupakan sebuah kisah sahabat nabi yang berbakti kepada orang tua yaitu ibunya. Dimana pada suatu hari si pemuda bernama Uwais ini meminta izin kepada ibunya untuk melepaskan rindu terhadap Rasulullah. Dan ibunya mengizinkannya untuk dia pergi ke Madinah dengan syarat agar lekas kembali setelah bertemu Rasulullah sebab ibunya sedang sakit – sakitan. Perjalanan yang Uwais tempuh ini selama 3 hari untuk mencapai kota Madinah. Dan setelah sampai di sana ia sesegera mungkin mencari rumah dari Rasulullah dan di ketuklah pintu rumah Rasulullah sembari mengucapkan salam. Lalu keluarlah seseorang seraya membalas salam dari Uwais ini. Namun sangat disayangkan ketika itu Rasulullah sedang berada di medan perang dan si pemuda ini hanya bertemu dengan istri dari Rasulullah. Betapa kecewa dalam hatinya ketika ia tidak menemui pujaan Rasulullah ini. Di dalam hatinya bergelumang ingin sekali menanti kedatangan dari Rasulullah tetapi di dalam hati kecilnya ia masih ingat pesan dari ibunya agar segera pulang. Lalu ia memutuskan untuk pulang dan menitip pesan terhadap istri Rasulullah tersebut. Tak lama kemudian Rasulullah datang dari medan perang dan mengetahui bahwa ada seorang pemuda yang sedang mencarinya. Uwais Al Qarni Terkenal Dilangit Tidak Terkenal Dibumi Rasulullah Pun bercerita bahwa Uwais Al Qarni terkenal dilangit tidak terkenal dibumi karena ia merupakan seseorang yang sangat dicintai Allah. Rasulullah bercerita terhadap sahabatnya jikalau ia bertemu dengan pemuda ini maka mintalah doa serta istighfar kepadanya. Sebab ia merupakan penghuni langit bukanlah penghuni bumi ini. Seketika waktu terus berjalan Rasulullah wafat dan kedua sahabat ini memutuskan untuk bertemu dengan Uwais Al Qarni. Dan benar apa yang dikatakan Rasulullah bahwa telapak dari Uwais ini terdapat tanda putih yang menandakan ia adalah seorang penghuni langit. Kisah inspiratif anak yang berbakti kepada orang tua adalah kisah yang patut anda teladani dari pemuda bernama Uwais Al Qarni ini. Pada kesempatan lain ibunya meminta Uwais untuk menghantarkannya pergi haji. Dengan begitu ia tak pernah sekalipun menolak permintaan ibunya tersebut. Si pemuda ini dengan sekuat tenaga menggendong ibunya hingga sampai berziarah ke Baitullah. Pada suatu masa si pemuda ini wafat dan banyak sekali orang asing berdatangan untuk bisa mengurus jenazahnya hingga ke liang lahat. Sungguh berita tersebut sangat menggemparkan penduduk Yaman. Nah itulah beberapa kisah Uwais Al Qarni yang patut kita teladani. Dengan begini kita haruslah bisa berbakti kepada orang tua terutama ibu yang telah membesarkan kita. Anda juga bisa mengikuti kegiatan di Sahabat Yatim Indonesia yang memiliki banyak program kegiatan untuk menginspirasi para pembacanya.

KumpulanCerpen Tentang Ibu Tercinta. Seorang ibu merupakan orang yang paling mencintai dan menyayangi kita sepenuh raga. Dengan segenap kemampuan yang dia miliki, tercurah kecintaan yang besar dan tiada henti. Untuk itulah, kita diharuskan untuk menghargai dan
c Timothy Archibald, pertama seorang manusia sesungguhnya adalah orang tua mereka. Sebelum bertemu dengan pacar atau jodoh kita, kepada ayah dan ibu lah perasaan kita terpaut. Kata orang bijak, orang tua mungkin sosok yang tak sempurna, namun kebaikan mereka pada kita selalu benar. Sepanjang tahun 2013, Vemale menghadirkan banyak inspirasi tentang kisah orang tua dan anak yang sangat menggugah. Jaman sekarang mungkin banyak anak yang kurang puas dengan orang tua mereka, atau orang tua yang merasa kurang akrab dengan anaknya. Semoga kisah-kisah ini bisa memberikan cerminan nyata bahwa keharmonisan keluarga itu perlu. Bolehlah kita tak punya rumah besar. Namun yang penting kita punya keluarga kecil yang hangat dan akrab. Let's start with first story. vem/gilAnakku Dikaruniai Kelebihanc Timothy ArchibaldPunya anak yang autis atau berkebutuhan khusus mungkin bagi sebagian orang dianggap cobaan. Namun bagi ayah yang satu ini, sang anak adalah sebuah jalan hidup yang dikaruniakan Tuhan padanya. Timothy Archibald, mungkin selalu berdoa agar diberi anak yang sehat dan 'normal'. Namun ia dikaruniai Elijah, putranya yang berbeda dengan anak lainnya. Elijah didiagnosa mengalami autis. Sebagaimana kebanyakan orang tua yang tahu anaknya berbeda, Archibald sempat merasakan keguncangan dan adanya rasa frustasi. Namun, ia adalah seorang ayah dan bagaimanapun harus bisa menghadapi semua ini, menerima anaknya sendiri. Maka, pria ini mulai memotret Elijah dan tingkah-tingkah uniknya di usia 5 tahun. Ini adalah salah satu caranya untuk melalui dan menerima kondisi Elijah. Siapa sangka, setiap kali ia membuat foto Elijah, semakin dalam ia mencintai putranya tersebut. Setiap foto yang ia hasilkan dari berbagai sikap dan perilaku Elijah, membuatnya makin memahami dan mengenal malaikat kecil kiriman Tuhan padanya itu. Elijah punya caranya sendiri menyikapi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, "Aku tak ingin dia berpikir bahwa dirinya normal. Aku ingin dia tetap menyadari dirinya berbeda, namun hal tersebut adalah karunia," ujar Archibald. Memotret setiap gerak-gerik Elijah membuat Archibald makin menghargai keunikan yang dimiliki Elijah. Selain itu, ayah tegar yang satu ini jadi lebih bisa menghadapi sang anak dan belajar menafsirkan apa maksud anaknya. Ikatan antara ayah dan anak ini bisa terlihat dalam hangat dan intimnya foto yang dihasilkan Archibald. Meski tak berada dalam satu frame, namun Archibald selalu bisa menangkap figur Elijah dengan baik. Foto-foto ini dibukukan dengan judul Echolilia dan menjadi salah satu karya yang tak hanya untuk dijual, namun karya hidup seorang ayah dan anaknya. Foto-foto ini tak hanya sebuah karya seni, namun juga mengandung perjuangan, penerimaan dan cinta luar biasa antara ayah dan anaknya. Dulu mungkin Timothy merasa hal ini tak mungkin terjadi dalam hidupnya. Namun kini, ia menyadari bahwa ada makna dari setiap hal yang datang dalam hidupnya. Salah satunya adalah mempertemukannya dengan anak yang membuatnya menjadi ayah sejati, Gendong Putrinya Yang Cacat Otakc tak banyak orang tua yang mampu berbesar hati menerima kekurangan anak-anaknya. Namun semua itu bisa diatasi seiring berjalannya waktu. Berikut ini adalah kisah mengharukan, kasih seorang ayah yang selalu berada di sisi anak gadisnya yang lumpuh otak ke manapun mereka pergi. Rick van Beek adalah seorang pria yang disebut-sebut menjadi ayah abad ini. Hal ini karena kemunculannya yang membuat banyak orang tersentuh. Rick van Beek memiliki seorang putri berusia belasan tahun bernama Madison yang mengalami lumpuh otak. Dan percayakah Anda? Rick akan membawa anaknya ke manapun ia pergi, termasuk mengikuti olimpiade lari, renang dan berbagai kegiatan atletik lainnya. Rick sudah mengikuti lebih dari 70 event seperti marathon, dan berbagai kompetisi outdoor hingga renang sekalipun. Mengapa ia membawa anaknya yang lumpuh otak untuk ikut berlari, berenang dan berada di luaran? "Kondisi Maddy seperti anak berusia 3 tahun. Namun yang paling aku tahu, dia sangat senang berada di luar, menikmati air, merasakan angin menerpa wajah dan rambutnya," ujar pria itu. Ia mengisahkan bahwa ia pun pernah begitu sedih mengetahui Madison lahir tak sempurna. "Itu adalah hari terburuk dalam hidup. Semua orang ingin anak-anaknya sehat dan selama 8 tahun, aku masih berharap dia akan menjadi anak yang sehat seperti lainnya," kata RIck. "Namun bila ia tidak seperti ini, maka kami pun tak akan menjadi seperti sekarang," timpal pria tersebut dengan tegar. Rick sangat menyayangi anaknya ini. Madison adalah jantung hatinya dan dia adalah kaki dan lengan bagi Madison. Ia pun berhenti merokok, dari yang tadinya dua pak sehari menjadi tidak sama sekali. Ia berlatih olahraga dan mulai membawa Madison ke manapun ia mengikuti kompetisi olahraga. Saat mengikuti kompetisi berenang, ia akan meletakkan Madison di sebuah perahu karet yang aman dan nyaman, lalu sambil berenang dia akan membawa perahu tersebut. Rick juga tak keberatan berlari sambil mendorong kereta di mana Madison selalu duduk. Adalah hal yang luar biasa yang dilakukan seorang ayah seperti Rick. "Anda boleh melihatnya sebagai inspirasi, Anda boleh mengatakan ini adalah motivasi. Sebutkan seperti apapun yang Anda inginkan, tapi aku menyebutnya cinta," ujar Rick. "Ini tak akan pernah memudar. Dia adalah jantung hatiku dan aku adalah lengan serta kakinya. Meski suatu hari nanti dia tidak benar-benar berada bersamaku di sisiku, dia akan selalu di dalam hatiku, menyemangatiku," ujar ayah bertubuh tegap dan atletis ini. Baginya, tanpa melakukan apapun, Madison sudah mengubah hidup banyak orang. Andai orang mengetahui kisah mengenai dirinya dan Madison, itu adalah karena Madison sendiri, bukan Rick. Madison lah yang telah membuat ayahnya menjadi seperti sekarang. Berhenti merokok, melakukan kebiasaan baik dan mengubah hidupnya serta keluarganya. Tak semua kekurangan itu membawa keburukan. Seringkali kita merasa buruk melihat hal yang tak sempurna. Padahal justru hal tersebutlah yang mungkin mampu membuat kita survive dan menjadi sosok yang lebih bijaksana. Rick mungkin memiliki putri yang tak sempurna, tapi lihatlah bahwa ia mampu menjadi sosok yang tegar dan lebih tangguh tanpa meninggalkan Madison dari Berbakti Pada Ibunya Yang Lumpuhc selalu menjadi ratu di hati anak-anaknya. Sosok yang merawat dan membesarkan mereka saat mereka belum bisa apa-apa dan belum tahu banyak tentang kehidupan ini. Namun kisah yang satu ini, akan menyentuh hati nurani Anda.. Zhang Rongxiang adalah seorang ibu yang tengah hamil saat sebuah kecelakaan menimpanya pada tahun 2010 lalu. Sejak saat itu, ia koma dan divonis mungkin tak akan pernah bangun lagi. Sang suami, Gao Dejin, dan dokter yang merawat Zhang Rongxiang, menemukan bahwa wanita itu sedang hamil. Hari-demi hari berlalu, Zhang memang tidak bangun. Namun pada tahun 2011, akhirnya ia melahirkan meski masih dalam kondisi koma. Zhang melahirkan seorang putra yang diberi nama Gao Qianbo. Tak seperti kebanyakan bayi yang lahir, Gao Qianbo tidak merasakan sambutan hangat dan pelukan dari sang ibu. Gao Dejin, memutuskan membawa istrinya pulang untuk dirawat di rumah. Sang anak juga selalu berada tidak jauh dari sang ibu. Dua tahun berlalu, Gao Qianbo masih setia berada di sekitar ibunya. Ia sudah tumbuh menjadi seorang balita yang lincah. Dokter memang mengatakan bahwa Zhang mungkin tak akan pernah bangun. Oleh sebab itu, tak mungkin selamanya Gao Dejin membiarkan istrinya di rumah sakit. Sambil terus berharap dan berdoa akan kesembuhan istrinya, Gao Dejin juga merawat sang anak hingga tumbuh jadi balita yang menggemaskan. Selain menggemaskan, ternyata Qianbo adalah keajaiban yang mematahkan vonis dokter. Pada bulan Mei lalu, suara malaikat kecil Qianbo membangunkan Zhang dari tidur panjangnya selama 2 tahun. Namun wanita ini tak bisa mengunyah makanan. Ia hanya bisa menelan makanan yang masuk di mulutnya. Tak disangka, Qianbo yang masih kecil ini melakukan sesuatu yang sangat menyentuh hati. Qianbo membantu mengunyahkan makanan bagi ibunya dan menyuapkan makanan dari mulut ke mulut. Koma selama dua tahun memang membuat Zhang Rongxiang mengalami kelumpuhan dan tak bisa bergerak banyak. Namun ternyata, malaikat kecil yang ia lahirkan dan semestinya ia rawat, malah balik merawat ibunya yang sedang tak berdaya. Kisah hidup Gao Qianbo dan sang ibu ini menunjukkan kasih sayang yang sangat alami di antara ibu dan anak. Seharusnya mungkin seorang ibu yang mencurahkan perhatian dan kasih sayang merawat anaknya yang belum bisa apa-apa. Tapi Tuhan menganugerahkan seorang Qianbo yang begitu penyayang ketika ibunya tak bisa apa-apa. Berapa banyak jempol untuk kasih sayang ibu dan anak ini, Ladies? Tak Punya Uang, Ayah Gendong Mayat Putrinyac bukti cinta seorang ayah untuk putrinya. Walaupun anak perempuannya sudah meninggal, dia ingin putrinya dimakamkan dengan layak. Tak mampu menyewa mobil jenazah untuk membawa mayat anaknya, pria ini akhirnya ditangkap karena dianggap menyelundupkan mayat dengan memasukkannya dalam tas travel dan membawanya ke dalam bus. Nama pria ini adalah Yang Cheng, usianya 35 tahun. Dia dan istrinya, Lin Sun, sedang berduka karena putri mereka meninggal dunia. Sang putri yang masih berusia dua tahun meninggal karena penyakit tangan, kaki dan mulut. Putri mereka meninggal di Rumah Sakit Hefei, di Provinsi Anhui, China, rencananya, sang putri akan dimakamkan di kota asal mereka yang cukup jauh di Quqiu, dilansir Dailymail. Tidak punya uang untuk menyewa mobil jenazah, Yang Cheng tetap ingin anaknya dimakamkan di kampung halaman mereka. Akhirnya Yang Cheng dan istrinya membawa jenazah putri mereka dalam tas travel yang besar. Usaha ini dilakukan agar orang lain tidak tahu bahwa isi tas tersebut adalah mayat. Mereka berdua memakai kendaraan umum untuk kembali pulang ke kampung halaman. Yang Cheng dan istrinya saat ditangkap c Usaha Yang Cheng dan istrinya harus gagal di tengah jalan karena pihak keamanan menemukan tanda-tanda jenazah dalam tas melalui alat pemindai. Polisi menangkap Yang Cheng dan menanyakan motifnya membawa mayat dalam tas serta dimasukkan ke dalam bus. Saat itulah Yang Cheng menjelaskan bahwa dia dan istrinya tidak punya uang untuk menyewa mobil jenazah. "Kami tidak kaya dan pengurus pemakaman ingin biaya yang menguras harta kami," ujarnya. Akhirnya polisi membebaskan Yang Cheng setelah dua jam diperiksa. "Dilarang mengangkut mayat dalam kendaraan umum, apalagi dengan cara yang tidak bermartabat memasukkan dalam tas travel," demikian yang diucapkan seorang juru bicara kepolisian setempat. "Boleh membawa pulang jenazah ke tempat lain, tetapi tidak di dalam tas dan diletakkan di bagasi," lanjutnya. Perjuangan Yang Cheng dan istrinya tidak sia-sia. Akhirnya jenazah putri mereka bisa kembali ke kampung halaman setelah menempuh perjalanan dua jam menggunakan taksi. Tidak diketahui apakah biaya taksi merupakan biaya pribadi atau ada pihak lain yang membantu meringankan beban pasangan yang sedang diselimuti duka ini. Semoga Yang Cheng dan istrinya tabah setelah ditinggal selamanya oleh sang Terakhir Dengan Ayah Saat Menikahc ayah adalah cinta pertama dari anak perempuan mereka. Di saat menikah, banyak anak perempuan yang ingin sang ayah berada di sisinya. Meski tidak semua wanita mendapatkan kesempatan itu. Rachel Wolf adalah seorang wanita berusia 25 tahun yang bermimpi bahwa suatu hari nanti saat ia menikah, ia akan berdansa dengan sang ayah. Namun sayang, sang ayah sepertinya tak punya banyak waktu untuk menunggu putrinya menikah. Dr. James Wolf, sang ayah, divonis terkena kanker dan waktunya diperkirakan kurang dari 3 bulan lagi untuk hidup. Tak ingin kehilangan momen berharga dan manis bersama sang ayah, Rachel mengundang ayahnya untuk berdansa dengannya menggunakan setelan jas dan Rachel akan menggunakan gaun putih. Ironisnya, Rachel bahkan belum bertunangan. Dengan kata lain adegan dansa mempelai wanita dan sang ayah ini hanyalah pura-pura. Namun hal tersebut tak menyurutkan semangat Rachel dan ayahnya. Keduanya tetap menari di hari yang telah dipersiapkan itu dengan wajah yang penuh senyum namun juga mengharu biru. Rachel mengatakan bahwa ia ingin merekam momen dansa bersama ayahnya, sehingga ketika ia benar-benar menikah nanti, sang ayah akan terasa hadir di sana. Dr. James Wolf mengidap kanker pankreas dan dikatakan bahwa dirinya tak lagi punya banyak waktu untuk menemani keluarga kecilnya. Oleh karena itu ia menyanggupi keinginan putrinya, "Ada banyak hal yang aku ingin alami bersama dengan putriku," kata Dr. James dengan penuh emosional. "Dan aku tak akan ada di sana," lanjutnya. Seharusnya Dr James harus bedrest dan terbaring di rumah sakit dengan berbagai peralatan medis yang menancap di tubuhnya. Meski begitu, ia rela menggenapi permintaan sang putri yang juga masih sedih sekalipun sang ayah memenuhi janjinya. Sang ayah menyambut putrinya yang cantik dengan menitikkan air matanya, "Hai Sayang, kau nampak cantik," ujar Dr. James. Rachel pun memeluknya dengan membisikkan pada sang ayah, "Aku menyayangimu, Yah.". Keduanya menari dengan anggun dan ceria, saling tersenyum seolah tak lagi peduli akan hari esok. Momen tersebut semakin menyentuh ketika keduanya berpelukan. Meski bukan adegan pernikahan sungguhan, namun mereka yang menghadiri pernikahan itu bertepuk tangan atas kebahagiaan ayah dan anak itu. Beberapa di antaranya bahkan menitikkan air mata. Sementara Dr. James yang menari bersama puterinya mengatakan, "Aku selalu bersamamu. Okay? Ingat itu." Rachel pun memeluk sang ayah dan mengatakan lagi bahwa ia sangat menyayanginya. Pelukan terhangat dari sang ayah itu menjadi pelukan yang tak akan dilupakan oleh Rachel, karena mungkin itu adalah pelukan terakhir dari sang Gendong Ibunya Yang Sudah Tak Bisa Berjalanc tersebut rupanya adalah foto seorang pria yang sudah berusia 62 tahun dan bernama Ding Zhu Ji. Ia sedang berada di salah satu rumah sakit di China untuk mengantarkan ibunya. Sang ibu yang sudah berusia sangat tua, ringkih dan mengalami patah tulang, akhirnya digendong oleh Ding Zhu Ji ke rumah sakit. Ia melakukannya karena berpikir bahwa menggendong ibunya ke rumah sakit akan lebih cepat sampai dan dirinya tidak akan merasa terlalu lelah walau menggendong ke sana. Pria ini sama sekali tak menduga bahwa apa yang ia lakukan akan mencuri perhatian banyak orang. Pemandangan yang begitu menyentuh ini kemudian diabadikan oleh seseorang dalam bentuk foto yang kini beredar luas di internet. Selain itu, CCTV rumah sakit juga sempat merekam momen di mana pria ini menggendong ibunya yang nampak seperti bayi. Sang ibu saat ini sudah berusia 85 tahun, namun Ding Zhu Ji mengisahkan bahwa ia sangat berhutang budi pada ibunya. Saat masih mengandung Ding Zhu Ji usia 6 bulan, keduanya nyaris dilempar ke laut karena sang ibu tidak sengaja menghilangkan kartu identitas naik perahu bersama prajurit Taiwan. Banyak orang yang memohon agar ibu Ding Zhu Ji yang sedang mengandung itu tidak dilempar ke laut, hingga detik-detik menegangkan itu berubah melegakan karena ada orang yang menemukan kartu identitas mereka. Ding Zhu Ji yang mendengar kisah itu dari ibunya menjadi semakin sayang pada wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya tersebut. Meski merupakan anak sulung, dirinyalah yang paling dekat dengan sang ibu. Bahkan hingga setua ini pun, ia masih merawat sang ibu. Ding Zhu Ji juga merasa bersalah karena tak menjaga ibunya dengan baik sehingga mengalami patah kaki kiri. Ding Zhu Ji pernah sangat ingin membawa ibunya yang sudah menua dan mulai pikun untuk pulang dan menemui saudara di Tiongkok. Sayangnya sebelum itu sempat terjadi, sang ibu sudah kehilangan ingatannya dan hal itu membuatnya sangat menyesal. Ladies, Anda pasti pernah sejenak mengingat masa kecil Anda, kemudian membandingkannya dengan masa sekarang di mana Anda sudah dewasa dan bisa memilih serta memutuskan apa yang Anda inginkan. Masa kecil Anda dengan orang tua yang menimang dan menyayangi, sesekali memarahi dan membuat kita menangis atau kesal. Namun semua itu pada dasarnya adalah wujud kasih sayang orang tua yang ingin selalu bisa melindungi anaknya. Lantas, sudah berbuat apakah kita pada orang tua? Bayangkan bila kita tua nanti. Kita bukan lagi sosok yang kuat dan bergairah seperti sekarang. Kita sudah menjadi sosok yang rapuh dan perlahan tapi pasti, usia akan memundurkan semua kemampuan kita. Kita akan kembali seperti bayi yang butuh pertolongan anak-anak kita. Ding Zhu Ji adalah sebuah inspirasi nyata mengenai anak yang berbakti pada ibunya. Bagaimanapun orang tua kita sudah menua dan pikun, dahulunya mereka adalah orang yang selalu menuntun kita berjalan, mengajari kita bicara, tempat berlindung dan mencurahkan air mata, tempat bermanja yang tulus dan menyayangi kita. Berbaktilah pada orang tua. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan mereka selagi kita masih bersama mereka. Tunjukkan kehadiran Anda yang tersenyum tulus padanya. Maka tak ada yang lebih membahagiakan kedua orang tua Anda selain anak-anaknya yang masih mengingat dan menyayangi Maia Dan Ketegarannya Saat Dul KecelakaanKasus kecelakaan Dul masih menjadi awan hitam tak hanya dalam keluarga Ahmad Dhani dan keluarga korban kecelakaan yang meninggal, namun juga di dalam hati seorang Maia Estianty. Wanita itu hampir tak pernah pergi dari sisi Dul dan sang anak pun tak pernah mau melepaskan tangannya dari sang Bunda. Sejak beberapa tahun terakhir, Maia memang hidup terpisah dari Ahmad Dhani dan anak-anaknya. Namun bagaimanapun, sebagai seorang ibu, Maia tetap memperhatikan kebahagiaan anak-anaknya dari jauh. Tidak mudah hidup dalam keluarga yang terpisah-pisah. Tak mudah pula bagi seorang Maia untuk tetap mengontrol anak-anaknya yang mulai beranjak dewasa namun harus tinggal berjauhan darinya. Tentu saja kabar kecelakaan yang melibatkan anak bungsunya itu menjadi pukulan keras baginya. Tak Pernah Melepaskan Tangan Dul Sejak mendengar anaknya kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, Maia hampir tak pernah pergi dari sisi putranya. Bahkan nama Maia disebut Dul saat pertama kali siuman. Menurut keterangan dari Virnie Ismail yang saat itu sempat membesuk Dul, ibu dan anak itu selalu berpegangan tangan. "Tangannya bunda itu dipegangin teruuuss.." cerita Virnie Ismail. "Meski Dul sekarang badannya besar, dia masih Dul yang anak kecil, yang maish rindu sama bundanya. Di tengah kondisi yang kritis, dia tetep pegangin tangan bundanya. Itu yang bikin saya terharu," lanjutnya. Sembari menemani putranya, Maia sering nampak menunduk. Sesekali ia mendoakan kesembuhan anaknya. Raut wajah sedih dan lelah masih terpancar, namun ia tetap berusaha menjadi seorang ibu yang menenangkan meski tahu bahwa maslaha yang dihadapi Dul sangatlah berat. Maia berencana membawa Dul ke Singapura bila sudah memungkinkan. Bagi Maia, yang terpenting baginya memang mengusahakan Dul bisa sembuh. Sesekali ibu tiga anak ini bahkan harus diingatkan orang tuanya sendiri untuk makan, karena Maia hampir tidak pernah berhenti memikirkan nasib sang anak. Maafkan Anak Saya.. Ada sebuah cerita haru di tengah kondisi yang diliputi banyak kritik pedas dan cercaan ini. Meski banyak yang memprotes apa yang dilakukan oleh Dul, namun keluarga Alm Agus Komara yang menjadi salah satu korban, dengan berbesar hati mendatangi Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, untuk menjenguk Dul. Ahmad Dhani dan Maia memang sudah berusaha bertanggung jawab pada keluarga korban. Di antaranya dengan menebus semua biaya pemakaman dan kerugian akibat kecelakaan tersebut. Meski begitu, Maia dan Dhani tahu bahwa hal tersebut tidak akan cukup untuk mengembalikan para korban yang telah pergi. Oleh karena itu, ketika keluarga Alm. Agus Komara menjenguk pada Selasa 10/9 kemarin, air mata Maia tak terbendung. Ia menangis dan memeluk semua keluarga korban kecelakaan tersebut. Sembari memeluk mereka, Maia meminta maaf sebesar-besarnya atas apa yang terjadi. Keluarga Alm Agus Komara dengan ikhlas juga ikut menguatkan Maia sekeluarga. Dilansir dari keluarga para korban sejauh ini memang tidak menuntut dengan keras karena mereka merasa pihak keluarga Dul sudah beritikad baik untuk bertanggung jawab. Dilansir dari kuasa hukum para korban, Ramdan Alamsyah, mengatakan bahwa pihaknya mendukung kesembuhan Dul, "Kita harus membuka mata dan hati, itu harus sembuh juga, kita keluarga tidak keberatan, itu bagian dari proses hukum, biar lekas selesai juga," ujar Ramdan di Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu 11/9. Well, semoga masalah kecelakaan Dul ini bisa diselesaikan dengan baik dan lancar. Salut dengan kesetiaan dan kasih sayang Bunda Maia yang tak terbatas untuk sang anak.
Bukanhanya anak yang bisa berdosa kepada orang tua. Hal ini berlaku sebaliknya, dan Syekh Ali Jaber pernah membahasnya. Inspirasi & Unik. Syekh Ali Jaber Ungkap 8 Dosa Orang Tua pada Anak. Kamis, 21 Januari 2021 - 08:35 WIB Cerita Anak Muda Desa Olah Minyak Kemiri, Bikin Rambut Cambang Lebat Inspirasi & Unik 4 Agu 2022 Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua beserta Pesan Moralnya Lengkap – Kisah-kisah inspiratif tentang orang tua tidak hanya bisa digambarkan dalam bentuk film atau video saja, melainkan kamu juga dapat menemukan kisahnya melalui teks cerita. Ada banyak sekali cerita-cerita inspiratif yang dapat ditemukan, salah satunya tentang orang tua. Nah, kalau kamu ingin membaca salah satunya, di bawah ini Mamikos telah menyiapkan beberapa contoh cerita inspiratif tentang orang tua beserta pesan moralnya yang dapat kamu petik. Apa Itu Cerita Inspiratif?Daftar IsiApa Itu Cerita Inspiratif?Seperti Apa Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua beserta Pesan Moralnya?1. Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua Non-Fiksi2. Contoh Cerita Inspiratif Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua Fiksi Daftar Isi Apa Itu Cerita Inspiratif? Seperti Apa Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua beserta Pesan Moralnya? 1. Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua Non-Fiksi 2. Contoh Cerita Inspiratif Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua Fiksi / Andrea Piacquadio Kamu mungkin pernah membaca kisah-kisah inspiratif sebelumnya, baik itu di koran, internet, maupun yang lainnya. Namun, apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan teks inspiratif? Jika belum, sebelum membaca lebih lanjut bagaimana contoh-contoh cerita inspiratif tentang orang tua beserta pesan moralnya. Mamikos akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai teks cerita ini mulai dari pengertian secara singkatnya. Jadi, cerita inspiratif adalah sebuah teks atau tulisan yang dapat memotivasi pembacanya untuk melakukan hal-hal positif. Dimana, teks ini digunakan untuk mendapatkan sebuah ilham, ide, maupun gagasan yang dapat mendorong seseorang untuk merasa semangat dalam mencapai tujuan atau menghadapi permasalahan-permasalahan diri. Pengertian tersebut sesuai dengan arti kata “inspiratif” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yaitu diartikan sebagai ilham. Dimana ilham sendiri merupakan suatu petunjuk dari tuhan yang muncul dalam hati, pikiran maupun angan-angan dari dalam hati, serta petunjuk untuk melakukan atau menciptakan sesuatu. Sama seperti jenis-jenis teks yang lainnya, cerita inspiratif juga memiliki struktur penulisan. Adapun struktur dari teks ini yaitu orientasi atau awalan, kerumitan peristiwa, komplikasi, resolusi atau penyelesaian, dan koda yang berisikan hikmah atau pesan moral yang dapat diambil dari cerita. Selain struktur, teks cerita inspiratif yang dapat kita baca itu memiliki beberapa jenis. Ada cerita yang berdasarkan sifat peristiwa yaitu fiksi dan non-fiksi. Ada juga cerita yang berdasarkan tokohnya yaitu bisa dari orang-orang terkenal seperti selebriti, kemudian dari tokoh-tokoh sufi atau keagamaan, hingga karakter hewan atau binatang fabel. Seperti Apa Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua beserta Pesan Moralnya? Seperti yang sudah disebutkan tadi bahwa cerita inspiratif merupakan cerita yang bersikan kisah-kisah yang dapat memotivasi pembacanya. Biasanya, cerita ini mengisahkan perjuangan seseorang dalam mencapai sesuatu sehingga dapat mentransfer energi positif kepada para pembaca untuk berjuan mencapai apapun yang mereka inginkan atau kehendaki dalam hidup. Kisah yang disajikan dalam cerita inspiratif pun beragam, salah satunya adalah tentang perjuangan orang tua. Nah, kalau kamu ingin membacanya, berikut Mamikos berikan contoh cerita inspiratif tentang orang tua beserta pesan moralnya. 1. Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua Non-Fiksi Kisah Inspiratif Ayah Si Pejuang Nafkah Cerita ini benar-benar terjadi di negara Filipina, di mana ada seorang ayah yang rela menjadi kuli agar dapat menyekolahkan anaknya sampai mendapatkan gelar sarjana. Tentu saja Kita semua pasti tahu bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk pendidikan sampai ke perguruan tinggi tidaklah murah. Tidak semua orang tua memiliki keberuntungan untuk menyekolahkan anaknya karena terkendala faktor ekonomi. Namun, tidak mau menyerah karena keterbatasan ekonomi yang menimpanya. Seorang ayah dari anak perempuan cantik rela bekerja menjadi kuli demi mendapatkan bayaran yang cukup untuk menyekolahkan putrinya di perguruan tinggi. Atas kegigihannya tersebut, tentu saja sang anaknya yang bernama Mailyn Esquelito Akoy pun sangat menghargai jasa-jasa ayahnya sehingga ia bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Selama bekerja menjadi seorang kuli, ia sempat mengalami kelelahan yang sangat luar biasa. Tak jarang juga ia rela untuk mengurangi jatah tidur. Namun, waktu istirahat yang terbatas dan rasa lelah tersebut tak dihiraukan oleh ayah satu ini karena beliau menyadari bahwa anaknya sangat berharga dan dirinya ingin melihatnya menjadi orang sukses kelak. Namun pengalaman pahit sempat menimpa keluarga kecilnya. Suatu ketika rumah Mailyn Esquelito Akoy terbakar sehingga mereka sempat kebingungan harus tinggal di mana. Tidak hanya itu, Akoy juga memiliki banyak pengalaman pahit, sang anak lelaki Ayah atau kakaknya jatuh sakit dan nyawanya tidak bisa diselamatkan. Sang ayah tidak memiliki biaya sepeserpun untuk membawa anak laki-lakinya tersebut ke rumah sakit. Tidak ini kalah dari keadaan yang mencekik, Akoy dan ayahnya tidak pernah menyerah dan terus berjuang agar Akoy bisa mendapatkan pendidikan terbaik selama berkuliah di perguruan tinggi. Berkat semua usaha yang dilakukan selama ini, perjuangannya tidak sia-sia dan membuahkan hasil meskipun harus jatuh bangun melalui banyak rintangan. Akoy selalu berpikir positif untuk dan bekerja keras. Impian untuk bisa lulus sarjana pun telah tercapai. Sekarang Akoy bisa melanjutkan masa depannya dengan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sebagai seorang lulusan sarjana. Dari kisah yang dialami Akoy dan ayahnya, tentu saja ada pelajaran penting bagi kehidupan yang bisa kita ambil. Untuk bisa mencapai sebuah kesuksesan atau impian ada proses yang terkadang sangat melelahkan sekaligus menyakitkan. Masalah tersebut bisa saja membuat seseorang merasa ingin menyerah tetapi dengan kegigihan Akoy bisa memilih untuk bangkit kembali mencapai impiannya. Selalu terapkan pikiran positif agar kamu dapat memiliki energi untuk kembali meraih cita-cita meskipun sempat terjatuh. 2. Contoh Cerita Inspiratif Contoh Cerita Inspiratif Tentang Orang Tua Fiksi Kisah Inspiratif Si Penjual Tempe Cerita ini tentang kisah seorang penjual tempe, sebut saja dia dengan nama Hasan. Dia memiliki keluarga kecil yang sederhana dan tinggal bersamanya di kota. Sedangkan ibunya tinggal di pedesaan yang jauh dari kota tempat ia tingga, jaraknya sekitar 2 hari perjalanan jika menggunakan sepeda. Biasanya, sesekali, Hasan akan mengunjungi ibunya tersebut meskipun harus melewati perjalanan yang sangat jauh. Suatu hari, Hasan mendapatkan kabar bahwa ibunya sedang terbaring sakit. Ia pun segera mencari cara supaya ia tetap bisa bekerja mencari nafkah untuk anak dan istrinya, namun tetap bisa merawat ibunya yang sedang sakit tersebut. Akhirnya, Hasan memilih untuk berjualan tempe yang ia buat dari rumahnya yang berada di kota, namun menjualnya di pasar desa tempat ibu Hasan tinggal. Hasan akan membuat tempe mentah dari rumahnya, kemudian bersepeda sepanjang 2 hari menuju desa tempat ibunya tingga. Maka, apabila ia sudah sampai di desa ibunya, tempe-tempe yang sudah dibuat tersebut akan matang dan siap dijual. Meskipun melelahkan, Hasan menjalani hari-harinya tersebut dengan senang hati sambil merawat ibunya yang sedang sakit. Suatu ketika, tempe yang ia bawa dari kota tidak kunjung matang. Bahkan sampai di pasar desa pun, tempe-tempe tersebut masih belum matang. Mendapati hal ini, Hasan pun merasa sedih dan sang ibu yang melihatnya sedang murung berkata, “Tidak apa-apa nak. Rezeki itu sudah diatur oleh Allah SWT. Ibu akan selalu mendoakan kamu”. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seseorang dengan mobil yang mewah datang ke rumah Hasan. Ternyata orang tersebut adalah pengusaha kaya raya yang hendak berpergian ke luar negeri dan membutuhkan tempe-tempe yang belum matang untuk di bawa ke sana. Ternyata, Allah menjawab doa ibu Hasan yang tulus dan memberinya rezeki saat hari itu juga. Ingatlah bahwa di balik setiap kesuksesan seorang anak, ada satu do’a ibunya telah dikabulkan oleh Tuhan. Penutup Itulah dia beberapa contoh cerita inspiratif tentang orang tua beserta pesan moralnya. Setiap kisah yang telah Mamikos berikan di atas tentunya memiliki pelajaran berharga yang dapat kamu petik untuk dijadikan sebagai motivasi. Semoga bermanfaat, ya! Jika kamu ingin membaca lebih banyak contoh kisah inspiratif tentang orang tua ataupun yang lainnya. Kamu dapat mengunjungi blog Mamikos Info, akan ada banyak sekali artikel-artikel dari beragam topik termasuk cerita inspiratif yang tentunya menarik, bermanfaat, dan asyik untuk dibaca. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta CeritaInspirasi merupakan cerita-cerita yang sebagian diambilkan dari kisah-kisah pengalaman spiritual maupun pengalaman dalam menjalani kehidupan ini. atau meminta bantuan doa kepada orang tua atau orang yang yang dikhultuskan lebih mampu dalam berdoa. May. 15. Orang gila fasih bhs inggris Cerita tentang seorang anak tak mau Kabehaya – “Apakah Anda bersedia bekerja di bawah tekanan, bahkan hingga di tanggal merah atau di luar jam kerja?”, tanyanya. Pertanyaan ini cukup membuat saya berdesir ragu untuk melanjutkan menjawab. Perkenalkan. Aku adalah Rudy, seorang yang baru lulus sarjana dengan predikat yang cukup membuatku bangga. Aku lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Tidak kaya, bahkan terkadang malah cenderung lebih banyak kurangnya. Namun, siapa sangka ternyata aku bisa berkuliah sampai sarjana. Hari ini adalah momenku untuk mencari kerja. Aku pergi ke luar kota, mencari kesempatan yang lebih baik untuk menjadi laki-laki merdeka. Nilai yang baik sudah aku genggam. Berbagai prestasi yang aku miliki sudah cukup memuaskan. Aku yakin bahwa aku akan mendapat pekerjaan di hari pertama. Seperti perusahaan pada umumnya, akan selalu ada permintaan untuk membuat sebuah motivation letter sebagai syarat administrasinya. Singkatnya, aku hanya membagikan seperlunya. Cukup aku dengan prestasiku, keberhasilanku, dan beberapa cerita tentang keluarga kecilku termasuk pekerjaan ayah dan ibu. Keluarga kecilku ini hanya terdiri dari aku, kedua orang tuaku, serta seorang adik yang usianya beberapa tahun di bawahku. Sebenarnya alasanku mencari kerja bukan hanya mencari kesempatan yang lebih baik. Melainkan, karena aku yang sudah bosan dengan suasana rumah dan ingin bebas lepas dari mengurus orang tua yang sudah sangat renta. Aku rasa, sudah giliran adikku yang seharusnya merawat mereka, bukan aku. Aku perlu menjalani kehidupan yang aku impikan. Aku tidak ingin menjadi seperti ayah yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan ataupun ibu yang hanya bekerja sebagai tukang cuci kiloan. Aku ingin tinggal di kota, memiliki pekerjaan yang baik, membeli barang yang aku impikan, bersenang-senang, dan yang lainnya. Kerja kerasku selama kuliah akan aku dapatkan sekarang. Jika aku masih di rumah, mana mungkin aku bisa menikmati kehidupan? Aku harus pergi dari rumah itu, sesegera yang aku bisa. Singkat cerita, gumamanku selama perjalanan di bis berhasil mengisi waktu hingga aku tiba di tempat interview kerja. Aku percaya diri. Memasuki gedung tingkat tinggi, aku siap melangkahkan kaki menuju masa depan yang lebih berarti. “Permisi Pak, Selamat Siang, boleh saya duduk?”, tanya saya. “Baik, silakan.”, ucap pewawancara kepada saya, yang selanjutnya ia memperkenalkan diri bahwa ia adalah Pak Firman. Sesi wawancara pun dimulai. Pertanyaan demi pertanyaan mampu saya jawab dengan meyakinkan. Pewawancara memberikan respons positif atas setiap jawaban yang aku sampaikan. Dalam hati aku merasa puas dan bangga. “Wah Rudii, kamu hebat sekali memang. Kerja kerasmu akan terbayarkan!”, gumam saya dalam hati. Dengan senyum percaya diri, aku yakin bahwa aku akan diterima kerja di sini. Namun, ketika berbagai pertanyaan yang aku pelajari telah selesai diberikan, Pak Firman mulai memberikan berbagai pertanyaan yang rasanya tidak pernah aku pelajari. Hal ini membuat aku kebingungan. Kemudian, “Rudi, boleh coba lihat kedua tangan kamu?”, tanya Pak Firman kepadaku. Aku cukup heran, namun aku menjawab dengan sopan dan menyodorkan kedua tangan saya ke bapak itu. Bapak itu membuka tangan saya dengan “Hmmmm… Sudah saya duga.. Baik Rudi, terima kasih banyak.”, ucap Pak Firman. “Mohon maaf, ada apa ya Pak?”, tanya saya kebingunan. “Rudi, saya belum bisa memberikan keputusan atau tawaran lebih jauh kepada kamu untuk sekarang. Namun, saya melihat bahwa kamu memiliki potensi yang sangat baik, namun melupakan beberapa hal yang paling penting dalam hidup. Saya masih khawatir akan menyesal jika saya menerima kamu sekarang.”, jelas Pak Firman sambil menghela nafas panjang. “M-maksudnya Pak..?”, tanyaku kepada Pak Firman, sambil merasa terkejut dan seolah merasa tidak terima. “Silakan pulang, temui kedua orang tua kamu. Saya ingin kamu melihat tangan kedua orang tuamu ketika kamu sudah sampai di rumah. Jika sudah mengerti, silakan kembali lagi ke sini, temui saya.”, ucap Pak Firman begitu saja. Saya tidak habis pikir dengan apa yang Pak Firman pikirkan. Dia telah memberikan respons yang sangat positif atas setiap jawabanku sebelumnya. Tapi, mengapa menyuruh saya untuk pulang terlebih dahulu dan menemui orang tua jika nanti saya disuruh untuk kembali ke sana? Jika saya memang tidak diterima, bukankah seharusnya saya tidak perlu kembali? Jika saya diterima, mengapa saya harus pulang terlebih dahulu dan kembali setelah dari luar kota? Ahhh, menyebalkan sekali. Apa, sebaiknya aku coba untuk mendaftarkan diri ke perusahaan lainnya saja? Perjalanan dari kota ke rumahku cukup jauh. Aku sampai ketika petang menjelang. Aku lelah. Kesal. Marah. Apa yang aku dapatkan tidak sesuai dengan harapan. Sampai di rumah, Ibu dan Bapak seperti biasa sedang berkumpul di ruang keluarga setelah Maghrib. Mereka menanti cerita dariku, yang sebenarnya aku sendiri malas untuk menceritakannya. “Ini, diminum dulu, Mas.”, ucap adikku yang membuatkan aku teh manis. “Iya, makasih Dek.”, ucapku. Setelah aku bersih bersih, aku masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Pak Firman kepadaku tadi siang. Dia ingin agar aku melihat tangan kedua orang tuaku. Apakah maksudnya ini kiasan? Aku tidak mengerti. Sulit sekali aku memahami. Akhirnya, ketika menjelang tidur, aku sempatkan diriku untuk datang ke kamar bapak dan ibu. Aku izin masuk, dan menyampaikan bahwa aku diminta untuk melihat tangan bapak dan ibu. “Halah jangan Mas…”, ucap Ibu, begitupun dengan Bapak. Aku cukup heran, mengapa mereka tidak mau menunjukkan tangannya kepadaku. Namun, karena ini urusan pekerjaan, maka aku aga memaksa dan bahkan aku “merebut” telapak tangan yang mereka sembunyikan, agar aku bisa melihatnya lebih jelas. Aku berhasil merebut telapak tangan ibu. Dan tiba-tiba, aku baru sadar… Telapak tangan Ibu yang dahulu saat aku di TK masih sangat halus, sekarang sudah sangat kasar.. Bahkan, ada beberapa bekas luka di sana.. Aku hanya meraba setiap garis tangan Ibu. Perlahan, aku mulai menyusuri telapak tangan sosok yang telah melahirkanku. Terbayang, tentang betapa keras usaha yang telah dilakukan oleh Ibuku. Entah ada berapa bekas luka yang tergores di tangannya yang sudah renta serta kasar itu. Mungkin sepuluh, dua puluh, entahlah. Terlalu banyak. Perlahan, aku terbayang tentang bagaimana Ibuku telah mencuci selama belasan tahun, dari aku TK sampai sekarang aku lulus menjadi sarjana. Entah berapa banyak baju yang telah ia cuci. Entah berapa ratus luka dan rasa dingin yang telapak tangannya lewati. Entah berapa ribu kali Ibu harus dicaci ketika ada sedikit noda merah baru yang katanya menempel di pakaian pelanggan ibu sendiri, yang baru kusadari bahwa itu adalah sedikit noda darah dari tangan Ibu ketika mencuci. Betapa hancurnya perasaanku ketika mengetahui bahwa aku tetap diam saja sedangkan ibuku terluka bertahun-tahun silam dan sebenarnya sangat membutuhkan mesin cuci. Ibu tidak pernah memikirkan untuk dirinya sendiri. Setelah bertahun-tahun, impian Ibu untuk mesin cuci ternyata harus sirna demi memberikan aku sesuap nasi. ….. Perlahan, aku menarik lengan renta yang satu lagi, lengan bapakku. Tangannya lebih kasar dari tangan ibu. Lukanya lebih banyak juga dari luka yang ada di tangan Ibu. Sebagian kukunya ada yang bekas patah sejak lama, entah kapan kejadiannya. Aku langsung mengerti. Bapak yang selama ini bekerja sebagai kuli bangunan, tentu sangat mungkin mengalami luka yang lebih banyak lagi. Terbayang, bagaimana setiap luka ini bisa tercipta ketika Bapak menceritakan pekerjaannya. Ada yang ternyata terkena palu dengan sangat keras oleh temannya sendiri, maupun karena ketidakfokusan dirinya akibat dari terlalu lelah bekerja. Ada luka yang disebabkan karena tergores oleh besi bangunan, ada yang terluka karena mengangkat batu yang terlalu berat, bahkan ada salah satu jari yang sangat kaku dan mungkin sudah patah lama karena pernah tertiban benda berat namun tak mampu menghadapi biaya berobat yang lebih berat.. …….. Aku menangis. Aku baru mengetahui semuanya detik ini. Aku baru melihat betapa banyak hal-hal menyakitkan yang harus orang tuaku lalui, demi menyekolahkan aku yang akhirnya lulus sebagai sarjana berprestasi. Aku yang selama ini bangga akan kehebatan diri dan menganggap bahwa Ibu Bapakku sebagai sosok renta tak berpendidikan yang akan menyusahkan masa depanku nanti, ternyata terpukul oleh realita tentang betapa besar dosa dan kesalahan yang aku berikan kepada orang tuaku sendiri. Aku maluu.. Aku malu sekali. Aku malu pada diriku sendiri. Aku malu pada Ibu Bapakku. Aku malu pada betapa bodohnya aku yang telah membanggakan dan menyombongkan diri serta menganggap bahwa dua malaikat penjagaku adalah beban yang menyusahkan masa depanku nanti. Aku malu, merasa bersalah, dan merasa sangat sangat berdosa. “Mas.. kenapa nangis…? Udah-udah… Cah lanang Anak laki-laki kok nangis..”, ucap Bapak kepada aku, disertai dengan Ibu yang hanya mengusap-usap kepalaku. “I-iya Pak.. Maaf. maaf..”, ucap saya, sambil berusaha menegarkan nada. ** Esok harinya, pagi-pagi sekali, setelah sholat subuh dan meminta maaf kepada bapak ibu sekaligus minta doa, aku langsung bersiap menemui Pak Firman lagi. Melewati “Pak.. Saya sudah menemui ibu dan bapak saya.. Saya sudah melihat tangan mereka berdua.. Terima kasih banyak karena sudah memerintahkan saya untuk melihat kedua tangan orang tua saya, Pak..”, ucap saya dengan tertunduk malu. “Hmmm… iya.. lalu?”, tanya Pak Firman, menyelidik. “Saya ingin bisa membalas segala kebaikan yang telah orang tua saya berikan… Orang tua saya yang tak lulus SD namun telah mampu membuat saya menjadi orang yang seperti ini.. Saya bisa menjadi seperti ini karena orang tua saya juga, Pak.. Bahkan, justru rasanya perjuangan orang tua saya masih sangat jauh lebih besar dibanding dengan perjuangan saya untuk diri saya sendiri… Saya, ingin membahagiakan mereka, Pak.. Saya sangat ingin..”, ucapku disertai dengan suara yang sangat berat dan menahan tangisan ini. “Hmmmmm…”, Pak Firman menghela nafas panjang. Air mataku tiba-tiba tak tertahankan. Semua tumpah. Tak bersuara, namun aku tau bahwa ada air mata yang menetes di sana. Pak Firman melihat. Aku hanya tertunduk dan berusaha menenangkan tangisan supaya tidak semakin tertumpahkan. “Rudi, kamu adalah anak muda yang memiliki potensi sangat baik. Namun, kesombongan kamu akan menghancurkan kamu suatu saat nanti.. Orang tuamu rela untuk bekerja tidak mengenal tanggal merah demi kamu. Orang tuamu rela untuk bekerja tidak mengenal jam demi kamu. Orang tuamu rela untuk memadamkan segala impian impiannya untuk kamu bisa hidup nyaman dan bisa membesarkan kamu. Dan itu semua mereka lakukan tanpa ragu.. Bukankah begitu..?” tanya Pak Firman. “B-betul Pak..” balasku sambil menyeka air mata di depan Pak Firman. “Selanjutnya.. Karena kamu saat ini sudah mengerti tentang peran orang tuamu dalam hidupmu, sudah mampu menghargai apa perjuangan yang mereka lakukan untukmu, maka saya akan percaya bahwa kamu pun akan mampu untuk menghargai perjuangan maupun peran setiap rekan kerja yang nanti ada di sekitarmu.”, lanjut Pak Firman. “Baik Pak.. Terima kasih banyak..”, ucapku sambil masih berusaha menenangkan diri. “Baiklah. Jadi, terima kasih banyak Rudi. Anda diterima di perusahaan ini di posisi yang Anda inginkan dan sesuai dengan gaji yang kemarin Anda ajukan. Selamat bekerja mulai hari ini. Saya tidak sabar melihat kejutan kamu selanjutnya. Semoga sukses!!!”, ucap Pak Firman menenangkan, sambil mendekatiku dan mengajukan jabat tangan. Aku pun sangat berterima kasih kepada Pak Firman atas kesempatan ini. Memang benar, aku rasanya kurang mampu untuk menghargai perjuangan orang tuaku, dan terasa terlalu fokus bahwa apa yang aku raih adalah hanya karena kerja kerasku. Beberapa bulan setelah aku bekerja di sini, aku sudah dipercaya untuk menjadi pimpinan tim yang baru dibuat untuk ekspansi perusahaan. Syukur sekali, akhirnya aku bisa membalas kebaikan-kebaikan orang tuaku. “Terima kasih banyak karena telah meminta saya untuk pulang dan melihat tangan kedua orang tua saya!” *gambar hanya ilustrasi *ditulis oleh A Tidak perlu berusaha untuk melanjutkan pendidikan jika orang tua tidak mampu. 15. Agar cerita inspiratif bisa benar-benar memberikan inspirasi, di dalamnya mesti memuat alur yang mudah dipahami dan memberikan kesan yang menginspirasi. B. menceritakan tentang dunia gaib dan mistis C. mengungkapkan fenomena yang terjadi di masyarakat DavidG Allan mencoba melihat pelajaran apa yang dapat diambil para orang tua dari novel klasik To Kill a Mockingbird karya Harper Lee. buku petunjuk mengenai bagaimana menjadi 5dkyiS.
  • pn0zxca2s9.pages.dev/543
  • pn0zxca2s9.pages.dev/345
  • pn0zxca2s9.pages.dev/304
  • pn0zxca2s9.pages.dev/279
  • pn0zxca2s9.pages.dev/490
  • pn0zxca2s9.pages.dev/162
  • pn0zxca2s9.pages.dev/229
  • pn0zxca2s9.pages.dev/535
  • cerita inspiratif tentang orang tua